Menunjukan Sikap Bahasa Indonesia Yang Positif Pada Bahasa Indonesia

06.08 0 Comments



Menunjukan Sikap Bahasa Indonesia Yang Positif
Sikap merupakan peristiwa kejiwaan secara umum. Sikap bisa positif dan bisa juga negatif. Sikap dapat diamati melalui perilaku. Beberapa pengertian tentang sikap menunjukkan bahwa sikap dapat diartikan sebagai kesiapan beraksi terhadap sesuatu keadaan. Sikap juga dapat diartikan sebagai kesiapan mental dan syaraf dan hanya dapat diamati dengan cara mawas diri atau introspeksi. Sikap merangkum tiga komponen utama, yakni komponen kognitif, komponen afektif, komponen konatif. Komponen kognitif bertalian dengan proses berfikir, bersifat mental. Komponen afektif berhubungan dengan perasaan dan nilai, misalnya rasa senang dan tidak senang, peduli dan masa bodoh, suka dan tidak suka. Komponen konatif menunjuk kepada perilaku atau perbuatan sebagai putusan akhir kesiapan reaktif terhadap suatu hal atau keadaan. Melalui komponen konatif inilah biasanya kita kita dapat mengetahui dan mengukur sikap seseorang terhadap suatu hal atau keadaan.
Sikap dan perilaku berhubungan secara timbal balik. Perilaku seseorang atau sekelompok orang terhadap hal atau keadaan menunjukkan sikap mereka terhadap hal atau keadaan yang dimaksud. Berbondong-bondong orang per orang atau kelompok orang menyumbangkan uang, makanan, obat-obatan, pakaian, dan tenaga untuk membantu masyarakat Nangroe Aceh Darussalam (NAD) yang terimpa musibah gempa dan tsunami baru-baru ini. Perilaku demikian menunjukkan sikap positif, yakni peduli dan bersedia membantu penderitaan dan kesusahan orang lain.
Sikap bahasa (positif atau negatif) merupakan peristiwa kejiwaan yang dapat diamati melalui perilaku. Sikap dan perilaku berhubungan secara timbal balik. Menyenangi dan memiliki rasa bangga terhadap bahasa daerah atau bahasa Indonesia, serta terus berupaya mempertahankan dan menggunakan bahasa daerah atau bahasa Indonesia sesuai dengan kebutuhannya menunjukkan sikap positif kita. Sebaliknya, kurang menyukai, kurang peduli, dan tidak bangga terhadap bahasa daerah atau bahasa Indonesia menunjukkan sikap negatif.
Sikap positif dapat ditumbuh kembangkan melalui kebiasaan. Membiasakan diri untuk lebih menguasai dan lebih terampil berbahasa Indonesia dapat menumbuhkembangkan sikap positif kita terhadap bahasa Indonesia. Mengetahui konsep bahasa yang baik dan benar menjadi syarat untuk dapat berperilaku bahasa secara baik dan benar yang pada gilirannya dapat menumbuhkan sikap bahasa yang positif.




Kebanggan Dalam Menggunakan Bahasa Indonesia
Rasa senang terhadap benda atau hal, rasa bangga terhadap keadaan pada umumnya adalah sikap positif. Menyenangi kebersihan lingkungan dan berusaha secara terus-menerus untuk menciptakan dan menjaga kebersihan lingkungan, menunjukkan sikap positif terhadap kebersihan. Menyenangi dan memiliki rasa bangga terhadap bahasa daerah atau bahasa ibu kita, serta terus berupaya mempertahankan dan menggunakan bahasa daerah atau bahasa ibu sesuai dengan kebutuhannya, juga menunjukkan positif kita terhadap bahasa daerah atau bahasa ibu kita tersebut. Sebaliknya, kurang atau tidak menyukai yang ditunjukkan oleh ketidakpedulian serta keengganan untuk berusaha menjaga dan menciptakan kebersihan lingkungan, menunjukkan sikap negatif kita terhadap kebersihan lingkungan. Sikap negatif kita terhadap bahasa daerah atau bahasa ibu kita akan tampak antara lain dari perilaku kita, misalnya tidak menyukai, tidak bangga, tidak berusaha menjaga dan mempertahankan bahasa daerah atau bahasa ibu kita, serta tidak mau menggunakan bahasa daerah sesuai dengan konteks situasi dan tujuan penggunaannya, tidak berusaha mempelajari dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan berbahasa daerah kita. Menggunakan bahasa Indonesia secara serampangan, tidak bangga terhadap bahasa Indonesia, tidak peduli dengan kaidah bahasa Indonesia, dan tidak berusaha meningkatan pengetahuan dan kemampuan berbahasa Indonesia, menunjukkan sikap negatif kita terhadap bahasa Indonesia.
Perlu diketahui bahwa perilaku yang ditampilkan seseorang atau suatu masyarakat tidak timbul karena sikapnya, tetapi bisa muncul karena kebiasaan dan norma sosial. Perilaku membantu meringankan penderitaan orang lain seperti dicontohkan di atas bisa juga muncul karena kebiasaan, tabiat dasar manusia yang peduli dan suka menolong. Juga bisa muncul karena adanya ‘norma sosial’, misalnya rasa kebersamaan dan rasa sepenanggungan, rasa persaudaraan, serta rasa sebangsa dan setanah air. Perilaku menjaga, mempertahankan, dan mengembangkan bahasa daerah dan bahasa Indonesia dapat tumbuh karena kita memiliki sikap positif atau bisa juga karena adanya ‘norma sosial’ yaitu bahwa bahasa adalah identitas dan jati diri bangsa, seperti dinyatakan dalam ungkapan ‘bahasa menunjukkan bangsa’, atau karena faktor kebiasaan yang kita tumbuh kembangkan terus: kebiasaan menjaga, mengembangkan, dan membina bahasa daerah dan bahasa Indonesia. Para ahli sepakat bahwa ‘kebiasaan’ merupakan faktor yang paling kuat dan paling dominan membentuk perilaku, sedangkan ‘sikap’ merupakan faktor yang paling lemah dan kurang dominan. Ini berarti perilaku yang ditampilkan seseorang atau oleh suatu masyarakat tidak selalu mencerminkan sikap seseorang atau masyarakat tersebut.

0 komentar: