Menunjukan Sikap Bahasa Indonesia Yang Positif Pada Bahasa Indonesia
Menunjukan Sikap Bahasa Indonesia Yang Positif
Sikap merupakan peristiwa kejiwaan secara umum. Sikap
bisa positif dan bisa juga negatif. Sikap dapat diamati melalui perilaku.
Beberapa pengertian tentang sikap menunjukkan bahwa sikap dapat diartikan
sebagai kesiapan beraksi terhadap sesuatu keadaan. Sikap juga dapat diartikan
sebagai kesiapan mental dan syaraf dan hanya dapat diamati dengan cara mawas
diri atau introspeksi. Sikap merangkum tiga komponen utama, yakni komponen kognitif, komponen afektif, komponen konatif. Komponen
kognitif bertalian dengan proses berfikir, bersifat mental. Komponen afektif
berhubungan dengan perasaan dan nilai, misalnya rasa senang dan tidak senang,
peduli dan masa bodoh, suka dan tidak suka. Komponen konatif menunjuk kepada
perilaku atau perbuatan sebagai putusan akhir kesiapan reaktif terhadap suatu
hal atau keadaan. Melalui komponen konatif inilah biasanya kita kita dapat
mengetahui dan mengukur sikap seseorang terhadap suatu hal atau keadaan.
Sikap dan perilaku berhubungan secara timbal balik.
Perilaku seseorang atau sekelompok orang terhadap hal atau keadaan menunjukkan
sikap mereka terhadap hal atau keadaan yang dimaksud. Berbondong-bondong orang
per orang atau kelompok orang menyumbangkan uang, makanan, obat-obatan,
pakaian, dan tenaga untuk membantu masyarakat Nangroe Aceh Darussalam (NAD)
yang terimpa musibah gempa dan tsunami baru-baru ini. Perilaku demikian
menunjukkan sikap positif, yakni peduli dan bersedia membantu penderitaan dan
kesusahan orang lain.
Sikap bahasa (positif atau negatif) merupakan
peristiwa kejiwaan yang dapat diamati melalui perilaku. Sikap dan perilaku
berhubungan secara timbal balik. Menyenangi dan memiliki rasa bangga terhadap
bahasa daerah atau bahasa Indonesia, serta terus berupaya mempertahankan dan menggunakan
bahasa daerah atau bahasa Indonesia sesuai dengan kebutuhannya menunjukkan
sikap positif kita. Sebaliknya, kurang menyukai, kurang peduli, dan tidak
bangga terhadap bahasa daerah atau bahasa Indonesia menunjukkan sikap negatif.
Sikap positif dapat ditumbuh kembangkan melalui kebiasaan. Membiasakan diri untuk
lebih menguasai dan lebih terampil berbahasa Indonesia dapat menumbuhkembangkan
sikap positif kita terhadap bahasa Indonesia. Mengetahui konsep bahasa yang baik dan benar menjadi
syarat untuk dapat berperilaku bahasa secara baik dan benar yang pada
gilirannya dapat menumbuhkan sikap bahasa yang positif.
Kebanggan Dalam Menggunakan Bahasa Indonesia
Rasa senang terhadap benda atau hal, rasa bangga
terhadap keadaan pada umumnya adalah sikap positif. Menyenangi kebersihan
lingkungan dan berusaha secara terus-menerus untuk menciptakan dan menjaga
kebersihan lingkungan, menunjukkan sikap positif terhadap kebersihan.
Menyenangi dan memiliki rasa bangga terhadap bahasa daerah atau bahasa ibu
kita, serta terus berupaya mempertahankan dan menggunakan bahasa daerah atau
bahasa ibu sesuai dengan kebutuhannya, juga menunjukkan positif kita terhadap
bahasa daerah atau bahasa ibu kita tersebut. Sebaliknya, kurang atau tidak
menyukai yang ditunjukkan oleh ketidakpedulian serta keengganan untuk berusaha
menjaga dan menciptakan kebersihan lingkungan, menunjukkan sikap negatif kita
terhadap kebersihan lingkungan. Sikap negatif kita terhadap bahasa daerah atau
bahasa ibu kita akan tampak antara lain dari perilaku kita, misalnya tidak
menyukai, tidak bangga, tidak berusaha menjaga dan mempertahankan bahasa daerah
atau bahasa ibu kita, serta tidak mau menggunakan bahasa daerah sesuai dengan
konteks situasi dan tujuan penggunaannya, tidak berusaha mempelajari dan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan berbahasa daerah kita. Menggunakan
bahasa Indonesia secara serampangan, tidak bangga terhadap bahasa Indonesia,
tidak peduli dengan kaidah bahasa Indonesia, dan tidak berusaha meningkatan
pengetahuan dan kemampuan berbahasa Indonesia, menunjukkan sikap negatif kita
terhadap bahasa Indonesia.
Perlu diketahui bahwa perilaku yang ditampilkan
seseorang atau suatu masyarakat tidak timbul karena sikapnya, tetapi bisa
muncul karena kebiasaan dan norma sosial. Perilaku membantu meringankan
penderitaan orang lain seperti dicontohkan di atas bisa juga muncul karena
kebiasaan, tabiat dasar manusia yang peduli dan suka menolong. Juga bisa muncul
karena adanya ‘norma sosial’, misalnya rasa kebersamaan dan rasa
sepenanggungan, rasa persaudaraan, serta rasa sebangsa dan setanah air.
Perilaku menjaga, mempertahankan, dan mengembangkan bahasa daerah dan bahasa
Indonesia dapat tumbuh karena kita memiliki sikap positif atau bisa juga karena
adanya ‘norma sosial’ yaitu bahwa bahasa adalah identitas dan jati diri bangsa,
seperti dinyatakan dalam ungkapan ‘bahasa menunjukkan bangsa’, atau karena
faktor kebiasaan yang kita tumbuh kembangkan terus: kebiasaan menjaga,
mengembangkan, dan membina bahasa daerah dan bahasa Indonesia. Para ahli
sepakat bahwa ‘kebiasaan’ merupakan faktor yang paling kuat dan paling dominan
membentuk perilaku, sedangkan ‘sikap’ merupakan faktor yang paling lemah dan
kurang dominan. Ini berarti perilaku yang ditampilkan seseorang atau oleh suatu
masyarakat tidak selalu mencerminkan sikap seseorang atau masyarakat tersebut.
0 komentar: